Author name: hes121

Evaluasi Implementasi Kehidupan Islami di Kampus oleh LPPIK

Pada hari Selasa, 26 Maret 2024, Lembaga Pengembangan Pondok Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPIK) mengadakan pertemuan penting pukul 12:30 WIB di ruang sidang LPPIK untuk mengevaluasi implementasi kehidupan Islami di kampus. Pertemuan ini dihadiri oleh Satgas AIK UMS yang berkomitmen untuk menegakkan nilai-nilai Islam di lingkungan kampus.

Acara diawali dengan Tilawah oleh Bapak Yayuli, yang memberikan suasana spiritual pada pertemuan ini. Dilanjutkan dengan sambutan dari Wakil Rektor IV, Prof. Dr. Em Sutrisna, M.Kes, yang menekankan pentingnya mengintegrasikan prinsip-prinsip Islam ke dalam kehidupan sehari-hari di kampus. Pertemuan ini ditutup dengan diskusi mengenai langkah-langkah konkret untuk memperkuat nilai-nilai tersebut.

Agenda Utama dan Strategi Pelaksanaan:

  1. Indikator Islami di Kampus:
    • Shalat Jamaah: Menekankan pentingnya melaksanakan shalat berjamaah di masjid pada waktu awal.
    • Kampus Bebas Rokok/Vape: Menjaga agar kampus bebas dari kegiatan merokok dan vaping.
    • Berpakaian Rapi: Mendorong pemakaian pakaian yang rapi dan sopan di kalangan mahasiswa dan staf.
    • Budaya Hidup Bersih dan Tertib: Mendorong budaya hidup bersih, sehat, dan tertib.
    • Berhenti Saat Waktu Shalat: Mewajibkan penghentian seluruh kegiatan di kampus ketika waktu shalat tiba.
    • Pemisahan Gender di Area Publik: Memastikan pemisahan antara pria dan wanita di tempat umum dan melarang berboncengan.
    • Lingkungan Islami di Kampus: Menciptakan lingkungan yang mencerminkan nilai-nilai Islami, termasuk pemasangan tulisan ayat Al-Quran dan hadis.
  1. Teknik Pelaksanaan:
    • Pembuatan surat edaran oleh Rektor atau Wakil Rektor IV untuk meresmikan inisiatif ini.
    • Melibatkan satpam dan petugas parkir untuk membantu mensosialisasikan dan menegakkan inisiatif, khususnya pada poin 1-5.
    • Menyelaraskan persepsi tentang kampus Islami di antara seluruh pimpinan kampus.
    • Distribusi peci berlabel Muhammadiyah dan pin ‘Aisyiyah untuk staf dan dosen.
    • Koordinasi dengan Bagmawa, PRM, dan pemilik kos untuk menciptakan lingkungan Islami di sekitar kampus.
    • Pemasangan pengeras suara di gedung fakultas dan unit untuk menyiarkan waktu shalat.
  1. Tugas Satgas AIK:
    • Mengadakan patroli secara rutin selama waktu shalat di setiap unit kampus.
    • Mengorganisir patroli shalat Jumat khusus untuk mahasiswa.
    • Melakukan patroli di seluruh kampus setiap Jumat pukul 9:00 pagi.
    • Menambah personil Satgas AIK untuk memastikan pemantauan dan penegakan berjalan efektif.

Inisiatif ini merupakan langkah penting menuju pembentukan suasana yang lebih Islami di kampus, mencerminkan komitmen universitas dalam mempertahankan standar religius dan moral.

 

Evaluasi Implementasi Kehidupan Islami di Kampus oleh LPPIK Read More »

LPPIK ikuti Safari Ramadhan 1445 H

Masih dalam kegiatan rutin seperti ramadhan tahun sebelumnya, yaitu Safari Ramadhan yang mana diisi dengan kegiatan kajian dan pembinaan oleh Rektor. 

Pada kesempatan ini FAI, LPPIK, PESMA MAS MANSUR, PONDOK HNS SHOBRON, MA’HAD ABU BAKAR mendapat jadwal Safari Ramadhan 1445 H/2024 M diberi giliran pada hari Selasa, 26 Maret 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Seminar Lantai 7 Gedung Induk Siti Walidah. Kegiatan tersebut berlangsung kurang lebih 2 jam dan dilanjutkan dengan diskusi singkat. 

Rektor UMS, Prof. Sofyan Anif, M.Si., menyebutkan kegiatan ini merupakan pembinaan terhadap tenaga pendidik untuk memperluas proses perkaderan di kampus UMS. Hal ini terlihat dari banyaknya mahasiswa yang berlatar belakang dari sekolah-sekolah non-Muhammadiyah, sehingga proses perkaredan dinilai perlu dilakukan.

“Harus ada reaktualisasi kurikulum di dalam kegiatan Baitul Arqam, dengan melakukan pendekatan yang lebih formatif dan humanis, yang tidak berbasis fungsional ataupun struktural saja.” ungkap Sofyan Anif.

Selain pembinaan perihal perkaderan, Rektor UMS juga menyoroti kasus bunuh diri yang akhir-akhir ini menjadi momok di kalangan mahasiswa. Dia berpesan kepada dosen dan tenaga pendidik untuk lebih perhatian terhadap mahasiswa kondisi mental mahasiswa.

Prof. Ihwan Susila, Ph.D., selaku Wakil Rektor III bagian Kemahasiswaan dan Alumni, mengaku pihaknya bekerja sama dengan LPPIK untuk membekali mahasiswa dengan kurikulum Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Menurutnya, pembinaan tersebut tidak hanya sebagai proses perkaderan saja, melainkan bermanfaat dalam dunia kerja.

“Konsep Al-Islam Kemuhammadiyahan ini bukan sekedar bagian pembelajaran saja, melainkan mahasiswa dapat mengaplikasikan aspek-aspek agama di dunia kerja,” pungkasnya.

Sumber: https://news.ums.ac.id/id/03/2024/al-islam-dan-kemuhammadiyahan-menjadi-bekal-di-dunia-kerja/

LPPIK ikuti Safari Ramadhan 1445 H Read More »

UMS Wujudkan Kampus Islami Melalui Penguatan AIK Dosen dan Tendik

ums.ac.id, SOLO – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menggelar Munadhoroh Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK) Batch 1 gelombang 4, Sabtu (23/3) dengan membahas Aqidah dan Akhlaq.

Dalam kesempatan itu, Wakil Rektor IV UMS Prof. dr. Dr. Em Sutrisna, M.Kes., menyampaikan bahwa kegiatan ini bagian dari penguatan Al Islam dan Kemuhammadiyahan untuk mencapai tujuan UMS sebagai kampus yang profesional dan islami.

“Intinya semakin banyak cerupan, semakin banyak belajar, semakin banyak dalam kegiatan AIK, Insyaa Allah akan lebih baik. Jadi, kita memperbanyak kegiatan-kegiatan halaqoh atau pengajian sehingga diadakan Baitul Arqam setengah hari yaitu kegiatan Munadhoroh ini,” tutur Em Sutrisna.

Munadhoroh ini juga menjadi cara untuk menjalin silaturahmi antar dosen dan tendik dari berbagai fakultas atau biro. Wakil Rektor IV UMS mengajak bapak-ibu peserta munadhoroh untuk diikuti kegiatan ini dengan riang gembira, karena ini hari yang spesial.

“Sehingga kami berharap agenda ini menjadi agenda rutin AIK kita. Setiap Ramadan seperti ini, setiap pergantian semester seperti ini,” harapnya.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Harun, S.H., M.Hum Guru Besar Ilmu Hukum UMS menyampaikan dalil-dalil untuk penguatan tauhid dan aqidah dari dosen dan tendik UMS. Dia juga menyampaikan tiga konsep tauhid yaitu, Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Asma Wa Sifat.

Harun juga memaparkan mengenai peran tauhid dalam kehidupan. Peran tauhid dalam kehidupan berupa; menjalankan dan memandu prinsip keilahian yang ada dalam dini manusia sejak kelahiran.

Memberi ketenangan dan ketentraman jiwa. Dalam konteks Ini, agama sebagai keperluan naluri akan mendorong serta mengharapkan manusia untuk terus mengejar atau memahaminya dengan lebih dalam.

Peran lainnya adalah menjadi pedoman hidup yang pasti. Percaya bahwa Tuhan akan memberikan petunjuk dan panduan yang pasti dalam kehidupan manusia. Menghapus perasaan sedih dan keputusasaan saat menghadapi tantangan yang rumit, sekaligus membentuk keyakinan yang kokoh, memupuk ketekunan, ketabahan, dan optimisme.

Dalam kesempatan itu, Kabag Perencanaan dan Pengembangan SDM dari Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia, Tri Widayatno, Ph. D menyampaikan bahwa kegiatan mini Baitul Arqam ini menjadi upaya untuk mewujudkan kampus yang islami.

“Tujuan dari Munadhoroh ini tentunya yang pertama adalah internalisasi Al Islam dan Kemuhammadiyahan di semua dosen dan tendik sehingga mereka secara pribadi bisa mengamalkan untuk keluarganya, masyarakat, kampus, untuk persyarikatan juga. Sehingga nanti akan berkontribusi lebih,” papar Tri.

Diharapkannya setiap dosen dan tendik dapat hadir di setiap batchnya. Munadhoroh ini akan terbagi ke dalam 3 batch setiap tahunnya. Sehingga menjadi semakin cinta ngaji dan membawa pemahaman yang baik dalam materi diskusi.

Dalam kegiatan munadhoroh ini, peserta diajak untuk mendiskusikan ayat tertentu dan diminta membuat rencana tindak lanjut untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. (Maysali/Humas)

Sumber: https://news.ums.ac.id/id/03/2024/ums-wujudkan-kampus-islami-melalui-penguatan-aik-dosen-dan-tendik/

UMS Wujudkan Kampus Islami Melalui Penguatan AIK Dosen dan Tendik Read More »

Ramadhan Jadi Momentum Memakmurkan Masjid

ums.ac.id, SOLO – Semarakkan bulan Ramadan, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan Tabligh Akbar sebagai salah satu rangkaian dari Gema Kampus Ramadan (GKR). Tabligh Akbar tersebut mengusung tema ‘Ramadan Sebagai Momentum Menjadi Masjid yang Makmur dan Memakmurkan’.

Pada kesempatan tersebut Ketua Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah H. Muhammad Jamaludin Ahmad, S.Psi., Psikolog. menyampaikan beberapa hal saat di Masjid Sudalmiyah Rais UMS, Jumat (22/3) seusai sholat tarawih berjamaah.

Mengawali kajiannya, Jamaludin mengenalkan dan menilik sejarah beberapa masjid-masjid yang dibangun dan dikembangkan oleh Muhammadiyah dan menjadi masjid percontohan.

“Bulan Allah SWT memanjakan seluruh orang yang beriman, baik tua maupun muda dengan jor-joran rahmat, maghfirah, dan barokah,” ungkap Jamal.

Dia menambahkan bahwa di bulan Ramadan, orang dimudahkan untuk beramal sholeh dan pintu rahmat dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.

Di bulan Ramadan juga, Allah menghadirkan sayangnya dengan menghadirkan pada diri orang beriman minat, semangat dan gairah untuk ibadah dan juga menuntut ilmu agama.

Jamal bercerita, setiap pergi ke luar daerah Jamal selalu minta diantar untuk ke masjid yang masjidnya makmur, jamaahnya banyak, dan programnya banyak. Namun ternyata, 90% teman temannya tidak bisa menunjukkan itu.

“Mayoritas masjid di Indonesia itu bangunannya besar tetapi jamaahnya kecil,” kata Jamal.

Di hadapan para mahasiswa, Jamal menanyakan siapa yang akan memakmurkan masjid? Dia berpesan agar calon alumni-alumni UMS ini dapat memakmurkan masjid-masjid di kampung halaman mereka. Bagi kader Muhammadiyah maka memakmurkan masjid Muhammadiyah, dan bagi yang bukan kader Muhammadiyah dapat memakmurkan masjid di sekitarnya. Pulang makmurkan masjid di kota masing-masing, lebih-lebih masjid Muhammadiyah.

Dalam pemaparannya, selain untuk ibadah, di zaman Rasulullah masjid juga memiliki fungsi sebagai konsultasi dan komunikasi, tempat pendidikan, tempat santunan sosial, tempat latihan militer, tempat perdamaian dan pengadilan sengketa, dan fungsi lainnya. (Maysali/Humas)

Sumber: https://news.ums.ac.id/id/03/2024/ramadhan-jadi-momentum-memakmurkan-masjid/

Ramadhan Jadi Momentum Memakmurkan Masjid Read More »

Tabligh Akbar UMS Ajak Mahasiswa Jadi Muslim Keren Zaman Now: Berilmu, Beradab & Berdaya Guna

ums.ac.id, PABELAN – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menggelar Tabligh Akbar dalam rangkaian Gema Kampus Ramadan (GKR) 1445 H dengan tema ‘Refleksi Risalah Islam Berkemajuan’ yang dilaksanakan pada Selasa, (19/3) di Masjid Sudalmiah Rais UMS.

Dalam pemaparannya, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, K. H. Fathurrahman Kamal, L.C., M.Si., memaparkan tentang muslim zaman now yang keren dan berkemajuan.

“Islam adalah kemajuan, dan kemajuan adalah spirit dari Islam itu sendiri. Di mana umat Islam membangun kekuatan dengan spiritual,” ungkap Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah itu.

Menurutnya, masyarakat berkemajuan adalah mereka yang kritis terhadap zaman dan kehidupan, memiliki tradisi literasi, ditambah tradisi literasi digital.

“Di era disrupsi ini merupakan revolusi secara fundamental dalam mengubah cara kita hidup, bekerja dan berhubungan dengan orang lain,” tegasnya.

Persoalannya adalah seberapa besar perangkat teknologi untuk membangun kemajuan di masa depan.

Fathurrahman Kamal mengungkapkan, di era media baru (new media) telah memberi perubahan dalam semua sektor, termasuk pada aspek spiritual dan moral. Situasi ini menuju pada suatu kondisi baru. Aktivitas keagamaan dan relasi sosial mengalami perubahan yang drastis melalui media internet ini.

“Implikasi terhadap spiritualitas religius adalah penyimpangan paham keagamaan publik melalui media berbasis internet. Kini terjadi dehumanisasi atau kehilangan rasa kemanusiaan, karena semua serba narsis ekspresi secara nyata semua masuk dalam perangkap maya,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menjelaskan bagaimana menjadi muslim holistik (kaffah) sebagai konsekuensi keimanan.

Keberagaman yang Kaffah yaitu:
1. Manifestasi Islam, iman dan ihsan;
2. Komitmen untuk melaksanakan seluruh ajaran Islam zahir dan batin;
3. Upaya optimal secara manusiawi dalam mewujudkan ajaran Islam, serta menjadi parameter dalam persepsi dan perilaku kehidupan;
4. Berislam dalam ritual sebagai sistem dalam kehidupan

“Muslim keren zaman now, lanjutnya adalah mereka yang berilmu (profesional), beradab, dan berdaya guna (altruistik),” pungkasnya. (Fika/Humas)

Sumber: https://news.ums.ac.id/id/03/2024/tabligh-akbar-ums-ajak-mahasiswa-jadi-muslim-keren-zaman-now-berilmu-beradab-berdaya-guna/

Tabligh Akbar UMS Ajak Mahasiswa Jadi Muslim Keren Zaman Now: Berilmu, Beradab & Berdaya Guna Read More »

Terapkan Perkaderan Holistik, UMS Gelar Munadhoroh Sebagai Transformasi AIK Bagi Dosen & Tendik

ums.ac.id, PABELAN – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan Munadhoroh Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK) Batch 1 yang diselenggarakan pada Sabtu, (16/3) di Masjid KH. Mas Mansur, Kampus 4 UMS.

Pada awal kegiatan, Wakil Rektor IV UMS Prof. Dr. dr. Em Sutrisna, M.Kes., menyampaikan acara ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) dalam rangka transformasi Al Islam Kemuhammadiyahan baik bagi dosen, tenaga pendidik (tendik) maupun mahasiswa.

“Pada Munadhoroh ini, peningkatan AIK yang diperuntukkan bagi dosen dan karyawan. Kemudian di kesempatan ini luar biasa pesertanya, ada Profesor, dan doktor, penggede-penggede semuanya,” ungkap Wakil Rektor IV UMS itu.

Em Sutrisna berharap peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan riang gembira dan semoga membawa berkah di bulan Ramadan.

Rektor UMS, Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si., mengungkapkan kegiatan ini merupakan sejarah yang diprakarsai oleh Prof Em.

“Selain itu, kegiatan peningkatan AIK seperti ini menjadi keunggulan UMS dibanding Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) yang lain,” ujar Sofyan Anif.

Menurutnya, sebagai salah satu PTMA, UMS harus menerapkan perkaderan yang holistik. Sebelum banyak membahas perkaderan di tingkat mahasiswa, dosen dan pimpinan harus dikader dahulu dengan pendekatan yang holistik.

Rektor UMS juga memaparkan, Munadhoroh yang melibatkan dosen dan tendik dengan jumlah lebih dari 1.500 ini dibagi menjadi 6 gelombang yang diselesaikan pada bulan Ramadan.

“Saya berharap setelah semua mengikuti acara ini, dosen atau tendik memiliki semangat untuk berMuhammadiyah di kampus maupun masyarakat. Selain itu, juga dapat memberikan kontribusi sebesar-besarnya untuk kemajuan UMS,” tegas Sofyan Anif.

Munadhoroh ini, lanjutnya, dijadikan satu momentum untuk memperkuat etos kerja, memperkuat prestasi masing-masing dosen dan karyawan dalam kehidupan kampus. (Fika/Humas)

Sumber: https://news.ums.ac.id/id/03/2024/terapkan-perkaderan-holistik-ums-gelar-munadhoroh-sebagai-transformasi-aik-bagi-dosen-tendik/

Terapkan Perkaderan Holistik, UMS Gelar Munadhoroh Sebagai Transformasi AIK Bagi Dosen & Tendik Read More »

Wujudkan Tendik & Dosen yang Unggul dan Islami, UMS Gelar Munadhoroh AIK Batch 1

Universitas Muhammadiyah Surakarta menyelenggarakan kegiatan Munadhoroh Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Batch 1 Gelombang 1 Tahun 2024 yang bertempat di Masjid KH. Mas Mansur Kampus Kedokteran UMS 4, Jumat (15/3/2024).

 

Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) dengan Lembaga Pengembangan Pondok Al-Islam  dan Kemuhammadiyahan (LPPIK) Universitas  Muhammadiyah Surakarta, yang mana pada hari itu menghadirkan 180 peserta Dosen dan tenaga kependidikan (Tendik) UMS, dimulai pukul 08.00-12.00 WIB dengan tema Aqidah.

Kepala Bagian BPSDM UMS, Ir., Tri Widayatno, ST, M.Sc., Ph.D., menyatakan tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk mengembangkan AIK para Dosen dan Tenaga Kependidikan (Tendik) UMS sehingga akan terwujud salah satu visi UMS  dan mengamalkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari.

 

“Sehingga terwujud kampus UMS yang islami,” lanjutnya.

 

Nantinya setiap gelombang akan diikuti oleh 180 peserta, diawali dengan pemaparan materi terkait alokasi materi saat itu.

 

“Hari ini materinya tentang aqidah yang disampaikan oleh Prof. Em Sutrisna, kemudian ada diskusi tanya jawab terkait materi tersebut. Setelah itu kita menyediakan semacam modul yang digunakan untuk diskusi yang kemudian 180 dosen dan tendik dibagi menjadi 10 kelompok untuk mendiskusikan ayat atau hadist yang terkait dengan materi yang dibahas,” papar Tri Widayatno.

 

Dalam kelompok tersebut mendiskusikan materi untuk diambil hikmah dan implementasi dalam kehidupan sehari hari kemudian dipresentasikan. Setelah itu peserta diminta untuk menyusun rencana tindak lanjut dari materi yang telah didiskusikan.

 

Tri berharap pada kegiatan ini, peserta bisa hadir sesuai jadwal, mengikuti dengan sungguh-sungguh, bisa mengambil manfaat yang optimal dari kegiatan tersebut, bertambah keilmuan dan menambah suasana keislaman, mewujudkan SDM yang unggul dan islami.

 

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang SDM dan AIK UMS, Prof., Dr., dr., Em Sutrisna, M.Kes., memberikan sambutan sekaligus menyajikan kajian materi tentang Aqidah.

 

Em Sutrisna menyampaikan, Munadhoroh itu semacam Baitul Arqam dalam waktu yang lebih singkat. Kegiatan AIK UMS tidak hanya untuk mahasiswa saja namun juga Dosen dan Tendik.

“Kegiatan AIK UMS sudah cukup banyak, ada Kajian Tarjih setiap hari Selasa, Qiyamul Lail setiap hari Jum’at, dan Webinar sebulan sekali.”

 

Kemudian pada Surat Keputusan (SK) Rektor UMS disebutkan setiap kegiatan akademik dimulai dengan membaca Al-Qur’an.

 

Baitul Arqam Dosen dan Tendik yang diadakan 3 hari itu tidak cukup, karena mereka hanya dapat sekali dalam 4 tahun.

 

“Maka dibuat kegiatan Munadhoroh Al-Islam dan Kemuhammadiyahan yang relatif singkat sehingga diharapkan setiap dosen maupun tendik dalam 1 tahun mendapatkan dua sampai tiga kali Baitul Arqam.”

Dengan tujuan menjaga silaturahmi, meningkatkan keilmuan agama, mencharge keimanan.

Wujudkan Tendik & Dosen yang Unggul dan Islami, UMS Gelar Munadhoroh AIK Batch 1 Read More »

GKR UMS, Puasa Ramadan Bantu Proses Perbaikan Sel, Termasuk Detoksifikasi dan Anti Aging

ums.ac.id, SOLO – Puasa memiliki manfaat yang tinggi untuk kesehatan fisik seseorang melalui proses autophagi dan detoksifikasinya. Hal tersebut disampaikan oleh dr. Agus Taufiqurrahman, M.Kes. Sp.S., Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat mengisi Tabligh Akbar dalam rangkaian Gema Kampus Ramadan (GKR) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Dalam pemaparannya ketika menerangkan hasil penelitian dr. Yoshinori Ohsumi, peraih penghargaan Nobel, disebutkan bahwa autophagi berjalan lebih baik ketika orang berpuasa. Oleh karenanya, di depan mahasiswa dan masyarakat umum, dia menekankan bahwa kita harus bersyukur karena sebagai seorang muslim memiliki tuntunan puasa.

“Proses autophagi itu semacam proses dari tubuh, di mana tubuh itu akan mengenali sel-sel yang sudah rapuh, sel-sel yang rusak untuk kemudian ada proses reses, bahkan ada proses untuk memperbaiki sistem tubuh itu,” papar dr Agus saat mengisi Tabligh Akbar di Masjid Sudalmiyah Rais UMS, Rabu (13/3).

Tubuh dapat memilih mana yahg harus dirusak, dirombak, atau dimatikan. Sehingga kematian oleh autophagi adalah untuk memperbaiki tubuh itu.

Dia menambahkan bahwa jika autophagi bagus, maka kondisi fisik seseorang jauh lebih baik, bahkan bisa menghadapi agen penyakit termasuk terduga kanker.

“Proses autophagi itu jauh lebih baik ketika orang itu berpuasa,” tekannya.

Dia juga menambahkan bahwa muslim seharusnya bersyukur karena tuntutan berpuasa yaitu puasa wajib di bulan Ramadan menyehatkan tubuh.

Penelitian dari dr. Yoshinori menyebutkan bahwa ketika manusia melakukan puasa dalam waktu tidak kurang dari 8 jam dan tidak lebih dari 16 jam, maka akan terjadi proses autophagi. Di mana, seorang muslim ketika melakukan puasa setidaknya menahan lapar sekitar 12-14 jam.

Begitu pula dalam hal kecantikan dalam ilmu anti-aging (awet muda). Puasa dapat menjadikan seseorang menjadi awet muda.

“Sebetulnya proses anti aging akan berjalan dengan baik kalau autophagi itu berjalan dengan baik,” terang Ketua PP Muhammadiyah itu.

Selain menerangkan tentang manfaat puasa dalam autophagi, dia juga menerangkan manfaat puasa dalam proses detoksifikasi dari sisa racun metabolik di dalam tubuh yang harus dikeluarkan.

Dia memberikan contoh melalui hasil riset berkaitan dengan kondisi fungsi ginjal seseorang ketika melakukan puasa Ramadan. Dalam minggu pertama dan kedua, fungsi ginjal terpantau belum membaik, namun ketika memasuki minggu ketiga dan seterusnya, kondisi ginjal menjadi lebih baik sebelum saat mengikuti puasa Ramadan.

“Kalau ingin puasa itu bermanfaat sehat, puasa lah dengan dosisnya Allah,” pesannya.

Melalui penjelasan kasus tersebut, ketika memasuki hari ke 21, kondisi ginjal mulai membaik. Di sisi lain, pada literatur lain menyebutkan bahwa puasa akan berfungsi proses detoksnya dengan bagus jika puasa dilakukan minimal 21 hari dan bisa mencapai 40 hari.

Maka jika dalam ajaran Islam, dengan berpuasa 30 hari Ramadan dan ditambah dengan 6 puasa Syawal, akan membantu proses detoks di dalam tubuh.

Rektor UMS Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan atas nama civitas akademika, mengungkapkan terima kasih kepada Agus Taufiqurrahman yang sudah menyemarakkan GKR.

Dia juga berpesan kepada mahasiswanya untuk gunakan momentum kegiatan-kegiatan yang telah dirancang panitia bisa untuk tolabul ilmi dan menjadi salah satu langkah untuk beradaptasi.

“Dan tentu semua yang kita lakukan itu di samping kita tholabul ‘ilmi, tetapi juga sekaligus adik-adik mahasiswa yang masih di semester dua akan mengalami transisi dari kebiasaan-kebiasaan yang ada di rumah masing-masing, maka setelah masuk di kampus tentu tidak hanya sekedar mandiri tapi juga sekaligus harus menyesuaikan-beradaptasi,” ungkap Sofyan Anif.

Karena di kampus itu, tambahnya, menggunakan pendekatan akademik dalam menjelaskan berbagai hal. (Maysali/Humas)

Sumber: https://news.ums.ac.id/id/03/2024/gkr-ums-puasa-ramadan-bantu-proses-perbaikan-sel-termasuk-detoksifikasi-dan-anti-aging/

GKR UMS, Puasa Ramadan Bantu Proses Perbaikan Sel, Termasuk Detoksifikasi dan Anti Aging Read More »

GKR UMS 2024 Sambut Bulan Suci Ramadhan, Ajak Untuk Tingkatkan Ketakwaan

ums.ac.id, SURAKARTA – Sambut bulan suci Ramadhan 1445 Hijriyah, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar Grand Opening Gema Kampus Ramadhan (GKR). Pembukaan keguatan ini berlokasi di Masjid Sudalmiyah Rais, pada Minggu (10/3) bertepatan dengan malam pertama bulan Ramadhan.

Kegiatan yang diawali dengan shalat Isya’ dan shalat Tarawih berjama’ah ini diikuti oleh civitas akademika, mahasiswa UMS dan umum. Ketua pelaksana GKR 2024, Nurgiyatna, S.T., M.Sc., Ph.D. menyebutkan terdapat berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan GKR selama bulan Ramadhan, mulai dari shalat Tarawih berjama’ah, Tabligh Akbar, kajian buka bersama, Tadarrus Al-Qur’an, I’tikaf hingga shalat Idul Fitri dan berbagai kegiatan lainnya. Nurgiyatna menambahkan kegiatan ini bertujuan sebagai implementasi nilai-nilai islam di UMS.

“GKR tahun ini mengusung tema Implementasi Nilai-nilai Islam Sebagai Pilar Bagi Kampus Berkemajuan. Kita bersiap untuk mengoptimalkan dan berkomitmen meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita,” jelas Nurgiyatna.

Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si., Rektor UMS secara resmi membuka kegiatan GKR 2024 sekaligus menjadi pembicara pertama pada Tabligh Akbar. Dalam tausiyahnya, Sofyan Anif menyampaikan bahwa kewajiban berpuasa bagi umat Islam bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, hal ini tertuang dalam QS. Al-Baqarah ayat 183.

“Mungkin sebelum masuk UMS, puasa kita hanya untuk menggugurkan kewajiban dan ikut-ikutan saja, tidak merubah perilaku dan akhlak kita,” tutur Sofyan.

Dia menambahkan bahwa terdapat ciri-ciri orang bertakwa sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist di antaranya adalah orang yang bersedekah saat lapang maupun sempit, orang yang mampu mengendalikan nafsu, orang yang memberikan maaf sebelum diminta, hijrah kearah yang lebih baik, memanfaatkan waktu, jujur, dan lain sebagainya. (Eva/Humas)

Sumber: https://news.ums.ac.id/id/03/2024/gkr-ums-2024-sambut-bulan-suci-ramadhan-ajak-untuk-tingkatkan-ketakwaan/

GKR UMS 2024 Sambut Bulan Suci Ramadhan, Ajak Untuk Tingkatkan Ketakwaan Read More »

Pembukaan Baitul Arqam 2 Kloter 5

DOA SANTUN BAIK UNTUK ORANG TUA

Bersyukur dalam semua aspek kehidupan

Pembukaan Baitul Arqam 2 Kloter 5 oleh Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum. dimulai dengan doa dan ayat dari Al-Quran yang menekankan pentingnya memperlakukan orang tua dengan kasih sayang dan hormat.

(1)

وَقَضٰى رَبُّكَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا ۗ اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”
(QS. Al-Isra’ 17: Ayat 23)

(2)

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًا ۗ

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”
(QS. Al-Isra’ 17: Ayat 24)

Konsep kesantunan holistik mencakup tiga pilar utama: kesantunan dalam berbicara (bil lisan), kesantunan emosional/hati (bil qolbi), dan kesantunan dalam tindakan (bil amalan). Kesantunan dalam bil lisan menekankan pentingnya menggunakan kata-kata yang baik dan menghindari ungkapan yang tidak pantas serta menyepelekan, terutama saat berinteraksi dengan orang tua. Kesantunan bil qolbi menekankan kejujuran dan kasih sayang terhadap orang tua sebagai bagian dari keridhaan Allah, sementara kesantunan bil amalan mendorong untuk bersikap baik kepada orang tua. Konsep ini diperkuat oleh ajaran agama yang menekankan kerendahan hati, belas kasihan, dan menghormati orang tua sebagai bagian dari ketaatan kepada Allah.

Prof Harun menyoroti bahwa kesantunan dalam Islam bukan hanya tindakan eksternal yang terlihat oleh orang lain, tetapi juga melibatkan keadaan batin yang suci dan niat yang tulus. Dengan mengintegrasikan kesantunan dalam bil lisan, bil qolbi, dan bil amalan, seorang Muslim diharapkan dapat mencapai kesempurnaan dalam berinteraksi dengan Allah, sesama manusia, dan alam semesta. Tema keseluruhan menekankan rasa syukur dalam segala aspek kehidupan, menekankan pentingnya menunjukkan apresiasi dan rasa terima kasih.

Secara keseluruhan, kuliah umum ini menekankan pentingnya memperlakukan orang tua dengan kasih sayang dan hormat sesuai dengan ajaran Al-Quran, dan memperkenalkan konsep kesantunan holistik dalam Islam, yang mencakup aspek verbal, emosional, dan perilaku. Kuliah umum ini menegaskan bahwa kesantunan bukan hanya tampilan luar tetapi juga memerlukan kebersihan batin dan niat yang tulus. Selain itu, rasa syukur dijelaskan sebagai aspek penting dalam kehidupan.

Pembukaan Baitul Arqam 2 Kloter 5 Read More »

Scroll to Top