Pembukaan Baitul Arqam 2 Kloter 3

Pembukaan Baitul Arqam 2 Kloter 3

Oleh Prof. Dr. Muhammad Da'i, M.Si., Apt.

"Jaga lisan dan perbuatan karena apa yang keluar dari mulut kita, mencerminkan apa yang ada didalam isi hati kita."

Menjadi orang bertakwa itu harus senantiasa meningkatkan amal ibadahnya. Kunci menjaga agar jiwa diberi ketenangan hati tetap sehat adalah salah satu hadits nabi menyebutkan: 
“Ittaqillah haitsuma kunta, wa atbi’issayyiatal hasanata tamhuha, wa kholiqinnasa  bi khuluqin hasanin.”
Artinya: Bertakwalah kepada Allah dimanapun kita berada, iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, dan pergaulilah manusia dengan adab yang baik.

Kedekatan dengan Rasulullah SAW dan Rasul menempatkan begitu mulia adalah cita-cita semua umat tapi tidak semua mendapatkan kesempatan. Kenapa Muadz bin Jabal bisa disayangi oleh Rasul? Karena Muadz punya keistimewaan :

  1. Rujukan belajar Al-Qur’an

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat:

“belajarlah al-Qur’an kepada empat orang, dari Ibnu Ummi Abdin (Abdullah bin Mas’ud), Mu’adz bin Jabal, dan Ubai bin Ka’ab serta Salim mantan sahayanya Abu Hudzaifah“.  HR Bukhari no: 3758. Muslim no: 2464.

  1. Pemimpin para ulama di hari kiamat

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa di hari kiamat, Muadz berada jauh di depannya para ulama. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنه يأتي يوم القيامة إمام العلماء بربوة

“Sesungguhnya di datang pada hari kiamat nanti sebagai pimpinan para ulama. Di depan mereka sejauh lemparan yang jauh.” (HR. al-Hakim)

  1. Paham halal dan haram

Rasulullah SAW berkata, “Umatku yang paling tahu akan yang halal dan yang haram ialah Muadz bin Jabal”

Meskipun usia masih muda, beliau punya ilmu yang luar biasa, beliau punya kedudukan mulia itu. Oleh karena itu, mahasiswa masih usia muda, tidak ada halangan bahwa anak muda bisa menjadi rujukan dalam hal keilmuan asal ada kesungguhan.

Inna akramakum ‘indallāhi atqākum.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.

Maka kalau ketakwaan dipatri dalam kehidupan maka insyaallah ketakwaan yang ada dalam tubuh kita bisa menjadikan jiwa, hati kita menjadi tenang.

الإيمان يزيد وينقص 

Al imanu yazidu wa yanqush, iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang.

Iman dikatakan bertambah ketika melakukan ketaatan, taat terhadap perintah Allah dan rasulnya. Iman akan turun kalau bermaksiat.

Selalu ada relasi antara lisan, perbuatan dan hati kita. Sehingga apabila merasa hati tidak tenang, gelisah maka perbaiki iman. Perbanyak ketaatan kepada Allah dan rasul dengan cara memperbaiki sholat. Jaga sholat dan ketaatan ketaatan yang lain. Insyaallah kalau kita senantiasa menjaga ketaatan dimanapun berada semoga Allah senantiasa memberikan kebaikan dunia maupun akhirat. Ketakwaan seorang manusia itu ketika berusaha menjalankan kewajibannya dengan baik dan meninggalkan yang diharamkan, mengerjakan yang sunah meninggalkan yang makruh.

Fase pertumbuhan perlu dijaga terutama dalam bergaul. Bergaulah dengan orang baik dan akhlak yang baik. Jaga ketakwaan kita dimanapun berada salah satunya dalam pergaulan. Jangan sampai terpengaruh LGBT, LGBT adalah dosa besar yang harus dihindari. Apabila bisa menjaga kematangan jiwa kita maka kita akan dihindarkan kepada hal-hal- yang negatif.

Bagaimana kita bisa mensyukuri nikmat Allah SWT dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas keimanan dan ketakwaan kita sehingga hati kita merasa tenang dan nyaman. Dan Allah SWT berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ اَسَاۤءَ فَعَلَيْهَا ۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُوْنَ

Barangsiapa mengerjakan kebajikan maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmu kamu dikembalikan. (QS. Al-Jatsiyah Ayat 15)

Scroll to Top