Author name: hes121

Pembukaan Baitul Arqam Kolter 2

Pembukaan BA Kloter 2

Oleh Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si. (Rektor UMS)

“Berbuat baiklah kepada siapapun tanpa membeda-bedakan. Kalau kamu berbuat baik kepada orang lain, pasti Allah akan membalasanya”

 

Jum’at, 8 September 2023 – Baitul Arqam Kloter 2 ini dibuka dengan kuliah umum oleh Rektor UMS Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si.

Bagaimana kita dapat memelihara aqidah kita selama perjalanan pendidikan kita dan menghubungkannya dengan kesuksesan dalam kehidupan.

Keutamaan Aqidah : Pertama-tama, mari kita pahami bahwa aqidah kita adalah fondasi yang sangat penting dalam kehidupan kita. Aqidah adalah keyakinan kita terhadap Allah dan prinsip-prinsip agama kita. Jangan sekali-kali biarkan pendidikan kita merusak aqidah kita. Islam adalah agama yang netral terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi kita harus tetap berhati-hati agar tidak terpengaruh negatif oleh kemajuan tersebut.

Pengaruh Teknologi : Salah satu aspek yang perlu kita waspadai adalah penggunaan teknologi, seperti handphone. Jangan biarkan teknologi merusak aqidah kita. Selalu berhati-hati dengan konten yang kita konsumsi dan cara kita menggunakan teknologi untuk memastikan itu sejalan dengan nilai-nilai agama kita.

Pengembangan Diri : Selain memelihara aqidah, penting untuk terus mengembangkan softskill, seperti kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, dan empati. Bertanggung jawab dan membantu orang lain adalah tindakan yang dapat membentuk karakter kita dan memperkuat aqidah.

Kebaikan dan Balasan : Berbuat baik kepada siapapun tanpa membeda-bedakan adalah prinsip penting dalam Islam. Ingatlah bahwa jika kita berbuat baik kepada orang lain, pasti Allah akan membalasnya. Hal ini disebutkan di surat Al-Isra’ ayat 7 yang berbunyi, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” Ini adalah salah satu cara untuk memperkuat aqidah kita dan menciptakan kedamaian dalam masyarakat.

Kunci Kesuksesan : Kesuksesan dalam hidup bukan hanya tentang pencapaian materi atau karier. Kesuksesan sejati adalah ketika kita memiliki dasar aqidah yang kuat dan rajin beribadah. Ibadah adalah kunci untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai tujuan hidup yang sejati..

Doa Orang Tua : Jangan lupakan kekuatan doa orang tua, terutama doa ibu. Doa ibu adalah salah satu amalan yang sangat berharga dalam Islam, dan itu memiliki pengaruh yang besar dalam hidup kita. Selalu minta doa dan restu dari orang tua, karena mereka adalah titik awal kesuksesan kita.

Humble dan Bersyukur : Terakhir, jangan pernah menganggap kesuksesan kita sebagai hasil dari usaha sendiri. Ingatlah bahwa ada doa orang tua yang selalu mendukung kita. Tetaplah rendah hati dan bersyukur atas segala yang telah Allah berikan.

 

Dalam kesimpulannya, memelihara aqidah kita dan mencapai kesuksesan dalam pendidikan dan kehidupan adalah perjalanan yang berkelanjutan. Semoga kita semua dapat terus memperkuat aqidah kita, mempraktikkan nilai-nilai agama kita, dan meraih kesuksesan dengan penuh rasa syukur. Terima kasih atas perhatiannya.

Pembukaan Baitul Arqam Kolter 2 Read More »

Pembukaan Baitul Arqam Kloter 1

Pembukaan BA Kloter ke 1

Oleh Prof. Dr. dr. Em Sutrisna, M.Kes. (Wakil Rektor IV UMS)

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

(QS. Al Baqarah : 216)

Sering kali kita menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan dalam hidup, namun jika kita melihat secara lebih mendalam, kita akan menyadari bahwa nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita jauh lebih banyak daripada sakit dan kesulitan yang kita alami.

Allah adalah Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dan Dia senantiasa memberikan berbagai nikmat kepada kita, seperti kesehatan, keluarga, persahabatan, rezeki, dan banyak lagi.

Terkadang, kita mungkin terlalu fokus pada masalah dan penderitaan yang sedang kita hadapi, sehingga melupakan segala berkah dan nikmat yang telah diberikan oleh Allah.

Aqidah adalah dasar keyakinan seorang Muslim, sebuah ikatan perjanjian dengan agamanya. Sebagai seorang Muslim, kita diingatkan bahwa fitrah kita saat lahir adalah dalam keadaan Muslim, tetapi kadang-kadang kita mungkin merasa benci terhadap hal-hal yang sebenarnya baik bagi kita, atau mencintai hal-hal yang sebenarnya merugikan kita. Allah dalam Al-Quran mengingatkan bahwa kita tidak selalu mengetahui apa yang terbaik bagi kita, dan kita harus berserah kepada-Nya.

Aqidah dalam Islam, seperti yang tercantum dalam Al-Baqarah: 285, adalah fondasi keyakinan yang memuat rukun iman. Pentingnya menjaga aqidah yang lurus ditekankan karena aqidah yang benar adalah kunci menuju surga, sedangkan aqidah yang bengkok dapat membawa kita ke neraka.

Takdir, sebagaimana dipahami dalam perspektif Jabariyah dan Qadariyah, adalah konsep yang hadir dalam hidup kita. Namun, meskipun takdir ada, kita masih diharapkan untuk berusaha dan bekerja keras untuk mencapai tujuan kita. Aqidah yang kokoh harus hadir dalam diri kita di mana pun kita berada dan dalam apa pun profesi kita. Menjadi seorang sarjana yang profesional dengan Akhlakul Karimah (etika baik) dan aqidah yang kuat adalah tujuan yang harus diperjuangkan oleh setiap Muslim. Dengan demikian, kita dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai Islam dan berkontribusi positif dalam masyarakat.

Akhlak dalam Islam adalah perilaku dan karakter yang baik yang dianjurkan kepada setiap individu Muslim. Allah dalam Islam memiliki sifat-sifat yang sempurna, yang dikenal sebagai Asmaul Husna, yang mencerminkan sifat-sifat-Nya yang luar biasa. Sifat-sifat ini mencakup Maha Melihat (Al-Basir) dan Maha Mengetahui (Al-‘Alim). Allah memiliki sifat-sifat yang luar biasa yang tidak dapat kita bayangkan atau terjemahkan dengan sempurna dalam akal manusia. 

Namun, sebagai Muslim, kita meyakini dengan yakin bahwa Allah benar-benar ada dan Maha Mengetahui segala perbuatan kita

Pembukaan Baitul Arqam Kloter 1 Read More »

Implementasi digitalisasi dakwah dalam pembelajar aik

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence atau AI) adalah bidang dalam ilmu komputer yang berkaitan dengan pembuatan sistem komputer yang mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Tujuan utama dari AI adalah mengembangkan komputer atau mesin yang dapat berpikir, belajar, dan bertindak seperti manusia, sehingga dapat mengeksekusi tugas-tugas yang kompleks dengan kemampuan yang mendekati atau bahkan melebihi kemampuan manusia.


Sistem AI mencakup berbagai teknik dan metode yang dirancang untuk memungkinkan komputer memahami informasi, memproses data, mengenali pola, membuat keputusan, dan belajar dari pengalaman. Ada beberapa aplikasi yang bermanfaat untuk pembelajaran al-Islam dan kemuhammadiyahan dalam AI:
• ChatGPT
• SlideAI.io = membuat PPT dalam sekejap
• Meeting.ai = Transkripsi dan Membuat Kesimpulan
• Tome App = membuat PPT
• Framer = Membuat website dalam sekejap
• Connected paper = Pencarian artikel yang relevan
• Elicit = Pencarian artikel berdasarkan kata kunci

Andi Azhar, P.Hd selaku pembicara menyampaikan manfaat besar AI untuk membantu dosen melaksanakan tri dharma yaitu untuk penelitian. Kegiatan ini memberikan pencerahan untuk para dosen yang dilaksanakan pada Selasa, 15 Agustus 2023.

Implementasi digitalisasi dakwah dalam pembelajar aik Read More »

Seminar Nasional : Risalah Islam Berkemajuan, Dakwah dan Pendidikan

 

SURAKARTA, MUHAMMADIYAHSOLO.COM – Lembaga Pengembangan Pondok Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan Seminar Nasional dengan topik, “Risalah Islam Berkemajuan (RIB).”

Kegiatan yang diselenggarakan di Gedung Auditorium Mohammad Djazman, Rabu (31/5), menekankan pada RIB dalam dakwah dan pendidikan. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa semester 4 yang menempuh mata kuliah Kemuhammadiyahan, serta para dosen.

RIB yang merupakan hasil dari keputusan Muktamar Muhammadiyah ke -48 tersebut dijabarkan oleh tiga pemateri, yaitu Rektor UMS Prof., Dr., Sofyan Anif, M.Si, Wakil Ketua 3 Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Prof., Dr., Abdul Fattah Santoso, M.Ag, serta Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Dr., Fathurrahman Kamal, Lc., M.Si.

Sofyan Anif menyampaikan, ketika membahas RIB dalam konteks Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), AIK di lembaga pendidikan Muhammadiyah merupakan modal berdakwah.

Untuk dapat merespon RIB, para pemegang kebijakan di lembaga pendidikan perlu mengembangkan program atau kebijakan untuk menginternalkan nilai AIK ke dalam kehidupan sehari-hari.

“Tuntutannya adalah kita harus lebih progresif, lebih dinamis termasuk program-program kita, yang tentu itu akan mempercepat mengakselerasi tujuan Muhammadiyah menciptakan atau membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, masyarakat Islam Rahmatan lil Alamin,” ungkap Sofyan Anif.

Pada bagian lain, Fattah Santoso mengungkapkan, soal AIK sebagai mata kuliah. Dia juga menyampaikan tentang tujuan pendidikan AIK. Di sisi lain, RIB menurutnya bisa dijadikan acuan untuk AIK.

“Untuk membentuk insan berkarakter, dan insan terpelajar yang diharapkan memiliki integritas dan kesadaran etis, menuju manusia berkemajuan, berjiwa pengasih dan penuh kasih,” jelasnya.

Pada sesi terakhir, Fathurrahman mengatakan bahwa di dalam Al Quran menyebutkan kata jahiliyah sebanyak 4 kali.

“RIB harus bercita-cita mengeliminir daripada 4 trend jahiliyah di dalam Al Quran,” kata Fathurrahman.

Ke empat trend tersebut adalah kerancuan epistemologi, sistem hukum dan politik yang buruk, kejahiliyahan di dalam domain tradisi sosial dan kebudayaan, serta watak kesombongan, fanatisme, rasisme. Maka untuk mengaktaulisasikan RIB, 4 diksi yang disebut oleh Allah tidak boleh ada.

Pada kesempatan lain, Ketua Majelis Tablig itu menerangkan bahwa muatan dari RIB itu bersifat universal, tidak hanya untuk warga Muhammadiyah, tapi semua umat manusia.

“Nilai-nilai yang termuat di dalam RIB itu berisi hal-hal yang fundamental. Memang ada hal hal yang sifatnya eksklusif, seperti berasaskan Al Quran dan As Sunnah dan seterusnya, saya kira itu sifatnya normatif,” katanya saat menjawab pertanyaan salah seorang peserta, tentang apakah di Indonesia bagian timur akan disampaikan mengenai RIB?.

Sehingga hal demikian yang bersifat ekslusif tidak dapat dipaksakan untuk disampaikan kepada mahasiswa yang non muslim, melainkan akan menyampaikan hal yang bersifat universal seperti toleransi, bukan pada aspek keyakinan. Hal tersebut lah yang menjadi spirit dari RIB.

Dia juga mengatakan bahwa Kris-Muha, istilah untuk penganut agama Kristen tetapi bermuhammadiyah. Mereka ini gembira dan senang dengan toleransi dan pelayanan dari Muhammadiyah, yang tidak diskriminatif, dan mereka juga rela untuk menjadi penopang kegiatan Muhammadiyah.

Seminar Nasional : Risalah Islam Berkemajuan, Dakwah dan Pendidikan Read More »

International Webinar

EDUCATIONAL TRANSFORMATION : INTEGRATION OF THE AL-QUR’AN AND SCIENCE IN THE DIGITAL ERA

In a recent webinar organized by Muhammadiyah University, August, 15 2023 scholars and experts came together to delve into the profound concept of “Tafsir Tajdid Muhammadiyah” – the interpretative renewal within the Muhammadiyah movement.
The virtual event, titled “Exploring Tafsir Tajdid Muhammadiyah: A Renewed Understanding,” brought together academics, to discuss the unique approach that Muhammadiyah has taken towards interpreting religious texts. The aim was to shed light on the movement’s perspectives, principles, and methodologies in interpreting the Quran and Hadith in the modern context.

Dr. Ainur Rhain, a renowned scholar in qur’an tafsir Studies FAI UMS, emphasized that Tafsir Tajdid Muhammadiyah is rooted in the spirit of rejuvenating Islamic teachings for contemporary challenges. “Muhammadiyah’s approach to interpretation reflects its commitment to upholding Islamic values while adapting to the evolving world,” Dr. Ainur Rhain.
Renowned scholar Dr. Nashwan Khaled (head qur’an &sunnah IIUM Malaysia) recently delivered a thought-provoking lecture on innovative approaches to Islamic education in the modern era. The virtual event, titled “Revitalizing Islamic Education: Exploring New Methods,” captivated audiences as Dr. Khaled shared his insights on the evolving landscape of teaching and learning within an Islamic framework.
During his lecture, Dr. Khaled emphasized the significance of adapting traditional methods to meet the needs of contemporary learners. He highlighted the importance of engaging students through interactive and practical methods, fostering critical thinking and a deeper understanding of Islamic teachings.
“Today’s educational environment demands a balance between preserving the rich heritage of Islamic education and embracing the tools and techniques of the digital age,” Dr. Khaled stated. He underscored that Islamic education should empower students to navigate the complexities of the modern world while upholding the values of compassion, ethics, and community responsibility.

International Webinar Read More »

Scroll to Top