Pembukaan Baitul Arqam Kloter 25
Oleh bapak apt. Peni Indrayudha, M.Biotech, Ph.D
“Kenalilah Allah, Hidupmu Akan Bahagia”
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2020 Indonesia lebih didominasi oleh Generasi milenial dan generasi Z merupakan sumber daya yang luar biasa, kedepan akan menjadi orang-orang yang akan menikmati Indonesia emas.
Rendahnya spiritual generasi Z. Generasi Z menghadapi beberapa problem :
Pertama, pandangan mereka tentang makna agama bagi kehidupan. Mereka menganggap bahwa agama itu bukanlah sesuatu yang begitu diperlukan dalam kehidupan.
Kedua, gen z juga cenderung untuk longgar dalam relasi-relasi. Relasi antar kawan, bahkan juga relasi antar agama, mereka sangat longgar karena lebih terbuka dan menerima nilai-nilai universal daripada nilai-nilai yang memisahkan mereka.
Ketiga, gen z cenderung serba digital. “seorang ibu membayangkan bahwa belajar menggunakan buku, tetapi anaknya belajar sudah menggunakan ponsel. Kelompok mereka ini memang sudah serba digital dan bisa mengakses informasi yang ada di genggaman tangannya.”
Persoalan yang dihadapi gen z adalah lifestyle media sosial, mudahnya akses melihat kehidupan orang lain di medsos, akhirnya keluar kata insecure di dirinya. Kadang kita asik dengan diri kita sendiri hingga tidak peduli lingkungan sekitar. Adanya digital tidak selalu membawa kemanfaatan.
Ada 3 problem generasi Z dalam mengakses informasi :
- Mereka belum mampu menyeleksi mana-mana sumber informasi keagamaan yang benar dan mana sumber informasi keagamaan yang tidak benar.
- Mereka tidak bisa konsentrasi lama. Jadi, mereka mudah tidak fokus. Bukan hanya tidak focus dalam pikiran, tetapi juga dalam kehidupan.
- Mereka sering merasakan kesepian, kekosongan, dan merasa tidak dihargai. Generasi seperti ini menjadi generasi yang sangat susah. Dinasihati melawan, dibiarkan ya seenaknya.
Generasi Z miskin dalam literasi.
Budaya membaca generasi Z rendah. Akibatnya, nilai-nilai budaya, agama, kesenian, dan kebangsaan bergeser, karena penyerapan informasi pada generasi Z begitu instan.
Penguatan aqidah
Keyakinan dan cita-cita hidup warga Muhammadiyah :
“Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.”
Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran Imani, berupa tauhid kepada Allah SWT yang benar, ikhlas, dan penuh ketundukan sehingga terpancar sebagai ibad arRahman yang menjalani kehidupan dengan benar-benar menjadi mukmin, muslim, muttaqin, dan muhsin yang paripurna.
Setiap warga Muhammadiyah wajib menjadikan iman dan tauhid sebagai sumber seluruh kegiatan hidup, tidak boleh mengingkari keimanan berdasarkan tauhid itu, dan tetap menjauhi serta menolak syirik, takhayul, bid’ah, dan khurafat yang meneodai iman dan tauhid kepada Allah SWT.”
Aqa’id (bentuk hamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati(mu), mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya (secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.
Sumber aqidah Islam adalah al-qur’an dan sunnah. Artinya apa saja yang disampaikan oleh Allah dalam al-qur’an dan oleh Rasulullah dalam sunnahnya wajid diimani (diyakini dan diamalkan).
Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba, kalau diperlukan, membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan oleh al-qur’an dan sunnah.
Aqidah
Intisari atau pokok dalam Islam, yaitu menegaskan bahwa Allah satu-satunya yang berhak disembah atau diibadahi, menegaskan bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah yang harus diteladani oleh orang muslim, serta mengetahui, meyakini, dan mengamalkan rukun Islam dan rukun iman.
Tujuan Aqidah :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ٢١
- Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, (QS. Al-Baqarah:21)
Pemaknaan :
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ ٥
- Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah:5)
Secara Bahasa aqidah artinya keyakinan yang kokoh, tidak ada keraguan.
Tauhid adalah konsep dasar dalam agama Islam yang merujuk pada keyakinan akan keesaan Allah.
Kata “tauhid” berasal dari Bahasa Arab yang berarti “menyatukan” atau “mengesahkan”.
Konsep ini merupakan salah satu prinsip fundamental dalam Islam dan menjadi dasar dari keyakinan seseorang.
Jenis-jenis tauhid dalam Islam :
- Tauhid rububiyah
Berkaitan dengan keyakinan akan keesaan Allah dalam penciptaan, pengaturan dan pemeliharaan alam semesta. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk menciptakan, mengatur dan memelihara segala sesuatu.
- Tauhid uluhiyah
Berkaitan dengan keyakinan hanya Allah yang berhak disembah dan diibadahi. Tidak ada yang patut disembah kecuali Allah. Pembahasan mencakup peribadatan, doa, dan pengabdian kepada Allah semata, tanpa menyekutukan-Nya dengan entitas atau tuhan lain.
Makna ibadah mendekatkan diri kepada Allah dengan menjauhi larangannya, melaksanakan tugasnya. Ibadah merupakan bentuk rasa nikmat kepada Allah, sarana komunikasi kepada Allah. Cara kita bersyukur salah satunya rajin beribadah.
- Tauhid asma’ wa sifat
Berkaitan dengan keyakinan bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang unik dan sempurna. Sifat-sifat ini tidak dapat dibandingkan dengan makhluk-Nya. Misalnya, Allah dianggap Maha Kuasa, Maha Tahu, Maha Pengasih, dan lain sebagainya.
Tidak boleh ibadah selain kepada Allah, semuanya menyembah kepada Allah SWT.
Yang perlu diperhatikan dalam ibadah kita adalah:
- Harus dilakukan secara ikhlas, tidak boleh karena selain Allah
قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٦٢
- Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-An’am:162)
- Harus sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulullah
Rasulullah bersabda:
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867)
Akhlakul Karimah adalah istilah dalam Islam yang mengacu pada akhlak yang mulia, luhur dan baik.
Ini mencakup serangkaian prinsip moral yang engarah pada perilaku yang bermartabat baik terhadap Allah SWT maupun terhadap sesame manusia.
Akhlakul Karimah mencerminkan sifat-sifat positif seperti kejujuran, kesabaran, kebaikan hati, rasa hormat, dan kasih saying.
Makna akhlakul karimah adalah menciptakan karakter yang baik dan moral yang kuat, menjalani kehidupan yang benar dan berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang baik dan bermartabat.
Hubungan aqidah dengan akhlak, karena akhlak tersarikan dari aqidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu, jika beraqidah dengan baik maka akhlaknya akan baik. Begitu pula sebaliknya.
Landasan filosofis Akhlakul Karimah :
- Tauhid (Pengesahan Ke-Esaan Allah SWT)
- Risalah (Kenabian)
- Percaya Akhirat (Kehidupan Akhirat)
- Adil dan kasih saying Allah
- Contoh teladan nabi Muhammad
Keyakinan atau aqidah seseorang akan membentuk dasar moral seseorang.
Jika seseorang memiliki keyakinan yang kuat dalam tauhid, risalah, dan akhirat, maka akan mempengaruhi perilaku dan moral seseorang.
Keyakinan akan sifat-sifat Allah yang adil dan kasih sayang juga akan memotivasi individu untuk berperilaku dengan baik.
Jadi dalam Islam , aqidah dan akhlak saling terkait. Aqidah memberikan landasan moral bagi perilaku seseorang dan akhlak yang baik adalah hasil dari keyakinan yang benar dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip akhlakul karimah.
Aqidah yang mendasar, akhlak adalah manifestasi dari aqidah
“Jaga iman, jaga sholat dan perbaiki akhlak”
“Jujur, amanah, ikhlas, tawadhu itu yang akan menjadi poin penting bagi kita hidup di dunia dan itu tidak mudah, maka kita perlu latihan supaya kita punya kualitas profesional dan kualitas karakter yang luar biasa.”