Surakarta, 2 September 2024 – Lembaga Pengembangan Pondok, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menyelenggarakan program Baitul Arqam untuk mahasiswa sebagai bagian dari pembekalan nilai-nilai keislaman dan profesionalisme serta untuk menempuh mata kuliah agama. Baitul Arqam Kloter 1 yang diadakan selama empat hari di Masjid Hj. Sudalmiyah Rais ini dibuka secara resmi pada hari Senin, 2 September 2024.
Acara pembukaan diawali dengan kuliah umum yang disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Em Sutrisna, M.Kes, selaku Wakil Rektor IV UMS. Dalam paparannya, Prof. Em mengajak para mahasiswa untuk tidak melewatkan sehari pun tanpa membaca Al-Qur’an. “Tidak hanya membaca dan menghafal, yang terpenting adalah memahami dan mengamalkannya,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa semakin dalam seseorang mempelajari agama, maka semakin kuat rasa takutnya kepada Tuhan.
Prof. Em juga menyampaikan bahwa sebagian mahasiswa mungkin tidak memilih jurusan sesuai keinginan atau passion mereka, tetapi lebih karena keinginan berbakti kepada orang tua. Fenomena ini dikenal sebagai birrul walidain, sebuah konsep penting dalam Islam tentang ketaatan dan berbakti kepada orang tua. “Jalan takdir kita terkadang membawa kita ke pilihan yang berbeda, namun selalu ada berkah dalam ketaatan kepada orang tua,” tambahnya.
Beberapa poin penting yang dibahas dalam kuliah umum ini meliputi:
- Berbakti kepada orang tuasebagai jalan menuju ridho Allah.
- Takdir hidupyang harus diterima dengan ikhlas dan dijalani dengan penuh kesabaran.
- Akhlakul karimahsebagai dasar karakter seorang muslim.
- Pentingnya laki-laki berjamaah di masjid tepat waktusebagai bentuk ketaatan.
Selain itu, Prof. Em juga mengingatkan tentang dua kata kunci yang menjadi pedoman bagi mahasiswa di UMS, yaitu profesional dan islami. Profesional diartikan sebagai menjalankan tanggung jawab sesuai standar di masing-masing bidang, sedangkan islami mengacu pada penerapan syariat Islam bagi mahasiswa muslim serta nilai-nilai Islam yang universal bagi mahasiswa non-muslim.
Dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta Baitul Arqam menanyakan tentang peran dokter dan pasien dalam perspektif Islam. Prof. Em menjelaskan bahwa setiap manusia lahir dalam fitrah yang suci, dan seorang dokter dapat menjadikan profesinya sebagai wasilah (perantara) untuk berbuat kebaikan, dengan mengedepankan empati dan akhlak mulia dalam berinteraksi dengan pasien.
Sebagai penutup, Prof. Em memberikan nasihat agar mahasiswa mampu mengalahkan hawa nafsu mereka. Ia juga menekankan pentingnya memilih lingkungan yang baik, terutama saat mencari tempat tinggal. “Hidup itu mengalir seperti air, namun kita harus berhati-hati agar tidak terseret ke lingkungan yang buruk. Cari kos yang baik, yang mendukung pembentukan karakter positif,” pesan beliau.
Acara ini diharapkan dapat membentuk mahasiswa UMS menjadi pribadi yang berakhlak mulia, profesional sekaligus islami, siap menghadapi tantangan masa depan dengan bekal keilmuan dan nilai-nilai moral yang kuat.