Dalam kuliahnya, Bapak Nurgiyatna menekankan pentingnya melakukan sholat dengan khusyuk, menyoroti bahwa praktik spiritual ini memperkuat hubungan kita dengan Allah. Beliau menjelaskan bahwa dengan merasakan sujud secara mendalam saat sholat, seseorang dapat mengembangkan tawadu’ (kesederhanaan).
“Mereka yang benar-benar menjalankan kesederhanaan secara alami akan menunjukkan sifat positif lainnya, seperti bersyukur, meminta maaf, ramah, sopan, dan menghormati orang lain,” kata Bapak Nurgiyatna. Beliau juga mencatat bahwa puasa dapat membantu dalam mengembangkan kesabaran.
Bapak Nurgiyatna mendorong mahasiswa hukum yang berpartisipasi dalam batch ini untuk melaksanakan kewajiban agama dengan tulus dan bijaksana untuk membangun karakter yang baik, tanggung jawab, dan disiplin. Tujuan dari sesi Baitul Arqam ini, yang merupakan bagian dari batch 15, adalah untuk menginspirasi mahasiswa untuk memperdalam pemahaman mereka tentang ibadah dan perilaku antar pribadi (muamalah) dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang luas, Bapak Nurgiyatna memberikan wawasan berharga tentang signifikansi ibadah tulus dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Beliau menekankan bagaimana sholat yang dilakukan dengan khusyuk dan bentuk ibadah lainnya dapat membantu individu mengembangkan sifat positif seperti kesederhanaan, kesabaran, dan disiplin.
Diharapkan melalui kuliah umum ini, mahasiswa akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang konsep ibadah dan muamalah, dan belajar bagaimana menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari mereka. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen UMS untuk mendidik mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga memiliki nilai moral dan spiritual yang kuat.